Sunday, January 14, 2018

thumbnail

Bukti Kebusukan Politik Indonesia



Banyak kejadian - kejadian yang belum terpecahkan di dunia ini. Seperti, jatuhnya World Trade Center ( WTC ), munculnya kota misterius di China, tragedi penyerangan UFO, dan masih banyak lagi. Selain itu, misteri pembunuhan pejabat - pejabat penting yang berkaitan dengan politik pun banyak yang belum terpecahkan. Seperti pembunuhan John F Kennedy, Lady Diana, pembunuhan Munir, atau pun penculikan yang terjadi saat orde baru.



Mungkin sebagian orang berfikir bahwa itu hanyalah kejadian biasa atau itu sudahlah takdir. Tapi pernahkah kalian berpikir bahwa takdir itu bisa di rubah??? Dalam arti sebenarnya, pernah kah kalian berpikit bahwa ada seseorang atau kelompok yang dengan sengaja mengubah takdir seseorang??? Seseorang yang di maksud bukanlah semacam Tuhan atau Dewa. Tetapi, mereka adalah orang - orang dengan kedudukan tinggi yang akan mengubah apapun hanya untuk mewujudkan keinginannya. Atau biasa kita sebut Politik.

Politik dan pemerintahan adalah dua hal yang berbeda. Pemerintahan adalah sistem yang di anut oleh negara untuk menjalankan negaranya. Sedangkan politik, adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

Politik sudah ada sejak zaman kerajaan. Dimana setiap kerajaan saling menjajah satu sama lain. Politik memang bukanlah suatu hal yang buruk, tetapi jika sudah berhubungan dengan harta dan jabatan, politik bisa menjadi salah satu hal yang paling membahayakan di dunia ini.

Kita dapat mengambil contoh saat ada korupsi E - KTP yang melibatkan Setya Novanto, Andi Naronggong, dll. Saat itu, orang - orang yang terlibat dalam kasus mega korupsi E - KTP saling menuding satu sama lain agar dapat melindungi dirinya sendiri. Terlebih lagi, saksi kunci yang bernama Johannes Marliem juga harus meregang nyawa hanya karena keserakahan yang dimiliki oleh para pencicip uang haram tersebut.

Johannes Marliem, saksi kunci korupsi E - KTP di temukan tewas di kediamannya di Los Angeles, Amerika Serikat. Juru bicara KPK, Febri Diansyah pun membenarkan tentang meninggalnya saksi kunci korupsi E - KTP tersebut. Namun, tidak ada bukti kuat yang menyebutlan alasan mengapa Johannes Marliem meninggal. Dugaan sementara Johannes Marliem di bunuh demi menutupi kebenaran di balik kasus Mega Korupsi E - KTP. Itu adalah salah satu dari sekian banyak bukti kebusukan politik di dunia.


Contoh lainnya dalam kasus yang berbeda yaitu kasus penyiraman Novel Baswedan yang sampai saat ini pun belum terungkap kebenaran di baliknya. Novel Baswedan merupakan salah seorang penyidik terbaik yang dimiliki KPK. Novel sudah mengungkap banyak kasus korupsi yang menyangkut banyak nama - nama besar di pemerintahan Indoesia. Tak jarang Novel Baswedan mendapatkan teror dari orang yang tidak dikenalnya. Tetapi, itu tidak membuat nyalinya menciut demi membebaskan Indonesia dari korupsi.




Sampai pada akhirnya, para koruptor itu menggunakan cara yang sangat licik untuk menghambat proses penyelidikan korupsi E - KTP. Seusai Shalat Subuh di mesjid dekat kediamannya di Jalan Deposito T, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa (11/4/2017), pukul 05.10 WIB, Novel Baswedan di siram menggunakan air keras oleh orang yang tidak dikenal.

Emtah memang kasusnya yang sulit atau memang kasus ini tidak ada keinginan untuk di ungkap, tetapi sampai saat ini kepolisian masih belum bisa mengungkap kasus penyiraman Novel Baswedan. Bantuan yang datang dari berbagai kalangan baik individu maupun bantuan formal pun tak dapat mengungkap siapa otak di balik kejadian penyiraman tersebut. Langkah yang di ambil oleh penyidik pun tergolong ceroboh sampai bisa kehilangan sidik jari bekas pelaku yang menyiram Novel.


Jika kalian ingin meneliti satu per satu kasus yang " Janggal " di negri ini, mungkin kalian bisa menghabiskan sisa umur kalian hanya untuk sekedar mengetahuinya saja. Karena ada banyak sekali kasus - kasus yang sengaja di buat di Indonesia ini hanya untuk melindungi satu pihak yang sangat merugikan Indonesia.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments