Di Indonesia, Naruto pertama kali tayang sekitar tahun 2007. Dimana waktu itu, Trans TV lah yang pertama kali menayangkan anime Naruto. Kemudian berpindah ke Global TV (GTV) selama beberapa season, Indosiar di season ke 4, dan balik lagi ke Global TV di Naruto Shipudden sampai tamat beberapa minggu lalu.
Sekitar 15 tahun tayang dan lebih dari 700 episode tercipta, tentunya Naruto menjadi peran penting dalam pembentukan karakter penontonnya yang mayoritas anak muda. Hal ini juga termasuk di Indonesia.
Di era kejayaan anime di Indonesia, sebelum KPI mulai melarang tayangan anime, Naruto menjadi salah satu program yang memberikan pengaruh besar pada anak muda Indonesia. Jadi di artikel kali ini, kita akan membahas tentang peran Naruto dalam pembentukan karakter masyarakat Indonesia. Atau setidaknya dalam pembentukan karakter saya, sang Author.
*Disclaimer, artikel ini bakal penuh dengan spoiler. Jadi buat kalian yang belum nonton Naruto sampe tamat & ga mau kena spoiler, tamatin dulu nontonnya.
Arc Sasuke Recovery Mission & Bittersweet Life
Kalian semua pasti juga sudah tahu bahwa Naruto ini menceritakan sosok Naruto yang selalu ceria, berani, dan pantang menyerah. Melihat sosok naruto yang “full of positivity”, otak kecil saya selalu berpikir bahwa hidup itu bakal kaya Naruto. Apapun selalu bisa dicapai, semuanya selalu berhasil dan sesuai yang direncanakan.
Jika kalian lupa bagian mana arc Sasuke Recovery Mission, silahkan play opening soundtracknya di bawah ini.
Tapi semua mindset itu tiba – tiba berubah sampe arc Sasuke Recovery Mission. Buat kalian yang lupa, arc ini adalah bagian dimana Sasuke mau pergi dari Konoha karena pengaruh Orochimaru. Dan tentunya Naruto dikasih tugas buat mencegah Sasuke pergi.
Sasuke yang jadi salah satu karakter paling keren di anime ini, tiba – tiba berubah 180 derajat jadi antagonis. Dan penonton yang lebih suka sosok Sasuke dibandingkan Naruto, tentunya bingung di bagian arc ini.
Melihat dari film – film lain yang saya tonton, dimana tokoh utama selalu mendapatkan apa yang mereka mau dan selalu menyelesaikan misi dengan sukses, saya masih mikir bahwa pasti Naruto tetep menang dan bawa Sasuke lagi ke Konoha.
Tapi nyatanya engga, sampe Naruto & Sasuke ketemu di patung Hashirama & Madara dan berantem di sana, Sasuke ga pernah kembali ke Konoha.
Arc ini bener – bener jadi bagian yang paling memorable dari seluruh anime Naruto. Bener – bener membuka mata dan bikin sadar bahwa tidak semua hal akan berakhir bahagia. Dan akan ada satu masa dimana kita kehilangan orang – orang yang berjuang dari awal, baik itu temen, sahabat, keluarga, dan lain – lain.
Walaupun sebelum episode itu, sudah banyak episode – episode lain yang bisa dibilang jadi “sad moment”. Mulai dari waktu guru Iruka nyelametin Naruto dari Mizuki, atau waktu Gaara nyeritain masa lalunya.
Selain itu, arc Sasuke Recovery Mission ini juga bikin saya sadar bahwa musuh ga selamanya akan jadi musuh dan temen ga akan selamanya jadi temen. Momen ini pertama kali muncul waktu Gaara, Temari, & Kankuro tiba – tiba dateng dan bantu tim yang dikirim Konoha waktu mereka lagi dalam kondisi terpojok.
Sasuke yang awalnya temen seperjuangan Naruto waktu Gaara dan Tsunagakure nyerang Konoha, justru lebih pilih meninggalkan Konoha dan mengikuti Orochimaru demi mencari kekuatan untuk balas dendam ke Itachi.
Sedangkan Gaara yang mana rakyat dan calon hokage Tsunagakure dan udah nyerang Konoha, justru bantu Naruto untuk nyelesaiin misi pencegahan Sasuke pergi dari Konoha.
Ketika arc Sasuke Recovery Mission ini selesai dan berakhir dengan Sasuke yang berhasil pergi dari Konoha, ada satu prinsip yang mulai saya tanamkan di kehidupan. Yaitu “benci secukupnya dan cinta secukupnya”. Karena ga selamanya teman kita adalah teman, dan ga selamanya musuh kita adalah musuh.
Tale of Jiraya the Gallant & Men’s Tears
Arc dari anime Naruto berikutnya yang sangat berperan dalam membentuk karakter dan pola pikir author yang berikutnya adalah di arc Tale ofJiraya the Gallant. Bisa dibilang, Arc ini cukup singkat dan justru jalan cerita aslinya dimulai dari arc sebelumnya yaitu Itachi Pursuit Mission.
Arc Itachi Pursuit Mission dimulai dengan Sasuke yang berhasil membunuh Orochimaru dan membentuk timnya sendiri. Tapi Konoha justru kurang senang dengan kabar ini, meskipun Naruto dan Sakura menganggap matinya Orochimaru bisa meningkatkan kemungkinan Sasuke kembali ke Konoha.
Namun, Tsunade sudah sadar bahwa Sasuke membunuh Orochimaru karena ia sudah mendapatkan apa yang ia mau, yaitu kemampuan untuk balas dendam ke Itachi. Sehingga, Tsunade justru mengirimkan Team 7 dan 8 untuk mencari keberadaan Itachi dan bertemu Sasuke di sana.
Buat kalian yang lupa, salah satu hal yang paling memorable dari arc Itachi Pursuit Mission ini adalah soundtrack opening yaitu Hotaru no Hikari. Kalian bisa play videonya di bawah buat sedikit nostalgia.
Di waktu yang berdekatan namun berbeda arc, ada Jiraya yang sedang menyusup ke persembunyian Pain. Ia mendapatkan Informasi bahwa Pain dan timnya akan menyerang Konoha demi membawa kekuatan Kyuubi milik Naruto.
Singkat cerita, Jiraya menjelaskan bagaimana ia bertemu dengan Pain, Konan dan Nagato pertama kali dan mengangkat ketiganya sebagai murid sekaligus anak asuh. Namun hal ini tidak membuat Pain segan ketika bertarung dengan Jiraya.
Pain yang sudah dipenuhi dengan ideologinya sendiri justru membunuh Jiraya yang mencoba menahannya. Dan sebelum itu, Jiraya sudah menuliskan pesan untuk Konoha tentang informasi ini, khususnya kepada Naruto.
Di sisi lain, Naruto juga menghadapi masalah yang serupa. Kini Sasuke sudah menjadi figure yang berbeda. Ia sudah tidak memikirkan lagi masa lalunya dan pikirannya sudah dipenuhi dengan ideology bahwa ia harus membalas dendam kepada Itachi.
Hal ini membuat kita sadar bahwa semua orang bisa berubah seiring berjalannya waktu. Dan ini adalah kejadian yang tak terekalkan atau inevitable. Semua orang akan memiliki pikiran “benar” menurut diri mereka meskipun dimata orang lain pikiran tersebut adalah hal yang salah.
Akhirnya, Naruto harus menerima kenyataan bahwa untuk kesekian kalinya, ia belum bisa memenuhi janjinya pada Sakura untuk membawa pulang Sasuke ke Konoha.
Dan dalam rasa bersalahnya tersebut, Naruto mendapatkan satu lagi kabar buruk. Yaitu kematian Jiraya di tangan Pain melalui surat yang diberikan kepada Tsunade.
Dan untuk pertama kalinya, saya melihat laki – laki dewasa menangis tanpa ada rasa aneh, merendahkan, atau strange feeling lainnya. Karna jujur saja, melihat laki – laki nangis, apalagi yang sudah dewasa, rasanya terlalu aneh dan tidak layak.
Namun melihat dan merasakan rasa sedit & emosional Naruto pada kematian Jiraya membuat saya berpikir. “Sometimes, it’s fine for a man to cry or being emotional”. Karna menangis adalah hal yang wajar buat manusia, baik laki – laki maupun perempuan.
Fated Battle between Brother Arc & Reality Not Always Turn Out as We Thought
Berikutnya ada arc berjudul Fated Battle Between Brother yang mengajarkan bahwa semua yang kita sangkakan belum tentu adalah kenyatannya. Benang merah arc ini adalah dimana Sasuke akhirnya bertemu dengan Itachi untuk membalaskan dendam klan – nya. Buat kalian yang lupa, silahkan play soundtrack dari opening ke 6 ini.
Arc Fated Battle Between Brother ini dimulai dengan Sasuke yang memenuhi undangan Itachi di reruntuhan bangunan tempat persembunyian klan Uchiha. Yang mana Itachi telah membunuh semua anggota klan sekaligus keluarganya dan hanya menyisakan Sasuke seorang diri.
Hal inilah yang menjadi awal rasa dendam Sasuke kepada Itachi. Namun setelah pertarungan antara Itachi dan Sasuke berakhir, Itachi akhirnya mati dan Sasuke dalam kondisi luka parah.
Dalam kondisi tersebut, Sasuke diselamatkan oleh Tobi, salah satu anggota Akatsuki dan ia diceritakan secara jelas mengapa Itachi memutuskan untuk membantai klannya sendiri.
Singkat cerita, Sasuke dijelaskan tentang ketakutan petinggi Konoha akan klan Uchiha yang terlalu kuat. Sehingga Itachi, yang saat itu sebagai anggota Anbu, diberikan tugas untuk menghentikan rencana kudeta klan Uchiha.
Itachi setuju akan hal ini karena ia memiliki pengalaman buruk tentang perang di masa kecil. Ketika masih berumur 3 tahun, ia sudah harus dihadapi dengan perang dunia ninja ke 3 dimana banyak pertumpahan darah terjadi. Dan akhirnya, ia memutuskan untuk menjaga kedamaian Konoha dengan membantai semua klannya dengan bantuan Madara.
Tobi juga menjelaskan bahwa Itachi ingin menyelamatkan Sasuke hingga akhir hayatnya dari Orochimaru. Sebab segel yang dibuat Orochimaru pada tubuh Sasuke membuat tubuhnya tidak bisa membangkitkan kekuatan Uchiha yang sebenarnya.
Orochimaru juga hanya menjadi parasite dalam tubuh Sasuke. Sehingga Itachi berjuang hingga mati untuk membunuh Orochimaru yang ada di dalam tubuh adiknya.
Bisa dibilang, arc ini juga menjadi salah satu bagian yang sangat mempengaruhi bagaimana cara saya berpikir. Melihat Sasuke yang tumbuh dengan dipenuhi asumsi bahwa saudaranya sendiri membunuh seluruh keluarganya demi hal sepele, membuat saya sadar bahwa terkadang kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita asumsikan. Baik kita berasumsi positive maupun negative.
Hal ini dilanjutkan dengan Sasuke yang hanya dipenuhi oleh penyesalan dan amarah setelah mendengar cerita yang sebenarnya.
Dari sini pula saya belajar bahwa memutuskan suatu hal yang hanya berdasarkan asumsi semata hanya akan menyisakan penyesalan. Sehingga kita harus memikirkan kebenaran suatu hal berulang – ulang dengan cara melakukan crosscheck.
Itulah peran Naruto dalam pembentukan karakter dan pola pikir anak muda di Indonesia. Secara tidak sadar, tayangan – tayangan animasi dan kartun lah yang menentukan bagaimana kita atau buah hati kita kelak berkembang. Setidaknya hal ini telah dibuktikan dengan bagaimana Naruto, sebuah kartun anak – anak yang dianggap penuh kekerasan dan hal buruk oleh orang tua pada saat itu, dapat memberikan pesan moral yang bahkan orang tua tidak tega untuk menyampaikan ke anak – anak, khususnya saya pribadi.
Dan sedikit opini saya tentang Boruto, terlepas dari bagaimana orang menganggap kualitas anime tersebut yang kalah jauh dari Naruto, namun Boruto kemungkinan besar akan memberikan dampak yang serupa terhadap kalangan anak – anak yang menontonnya. Mungkin kita yang sudah berusia belasan atau puluhan tahun akan mengira Boruto adalah anime yang childish dan kurang berkualitas. Namun secara tidak sadar, kebanyakan orang tua juga berpikiran hal yang sama ketika kita menonton Naruto.
12:02 AM
Tags :
Anime & Manga
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments